Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ]

Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ] - Hallo sobat blogger Sejarah, Posting yang saya unggah pada kali ini berisi tentang Sejarah, dengan judul Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ] , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Sejarah, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ]
link : Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ]

Baca juga


Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ]

Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan Kerajaan Medang Kamulan (dinasti isyana). Pada akhir masa pemerintahan Airlangga membagi dua wilayah kekuasaannya di Medang Kamulan untuk menghindari terjadinya konflik antara kedua putranya. Maka muncullah Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kerajaan Kediri beribukota di Daha yang diperintah oleh Jayawarsa. Sedangkan Kerajaan Jenggala diperintah oleh Jayenggana dan beribukota di Kahuripan. Dalam perkembangannya Kediri mengalami kemajuan yang lebih pesat daripada Jenggala.
Letak Geografis Kerajaan Kediri
Wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri pada awalnya meliputi Kediri, Madiun dan barat Medang Kamulan. Ibukota Kediri ialah Daha yang terletak di tepi sungai Brantas yang merupakan daerah subur. Melalui pelabuhan Canggu, aktifitas perekonomian Kediri berlangsung sangat lancar. Aktifitas perekonomian dan perdagangan itu mendatangkan kemakmuran bagi kehidupan rakyatnya. Wilayah pengaruh Kerajaan Kediri meliputi wilayah Indonesia bagian timur.
prasasti kerajaan kediri
Sumber-Sumber Sejarah Kediri
Sumber sejarah kediri berasal dari prasasti dan berita asing diantaranya adalah.
  • Prasasti Sirah Keting (tahun 1104), yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Jayawarsa.
  • Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono (tahun 1117-1130). Prasasti tersebut berisi masalah keagamaan, dan diperkirakan berasal dari raja Bameswara.
  • Prasasti Ngantang (tahun 1135), yang menyebutkan raja Jayabaya memberikan hadiah sebidang tanah yang terbebas dari pajak kepada rakyat desa Ngantang.
  • Prasasti Jaring (tahun 1181 M) dari Raja Gandra. Prasasti itu memuat tentang sejumlah nama hewan yang dijadikan pangkat atau gelar pejabat Kerajaan Kediri. Misalnya Kebo Waruga dan Tikus Jinada.
  • Prasasti Kamulan (tahun 1194), yang menyatakan bahwa pemerintahan Kertajaya telah berhasil mengalahkan musuh yang memusuhi istana di Katangkatang.
  • Berita Asing tentang Kediri sebagian besar diperoleh dari berita Cina. Berita itu berasal dari para pedagang cina yang datang ke Kerajaan Kediri. Berita Cina berasal dari kronik Chu Fan Chi yang dikarang oleh Chu Ju Kua (tahun 1220). Buku itu banyak mengambil cerita-cerita dari buku terdahulu. Misalnya Ling Wai tai ta (tahun 1178), karangan Cu Ik Fei. Kedua buku itu menerangkan kerajaan Kediri dari abad ke-12 dan ke-13.
Raja-Raja yang pernah Memerintah Kerajaan Kediri
Masa pemerintahan dan kekuasaan Kediri dapat dikatakan cukup jelas. Hal itu terbukti dari ditemukannya silsilah raja-raja Kediri. Raja-Raja yang pernah memerintah Kediri diantaranya sebagai berikut.
a. Jayawarsa
Masa pemerintahan Jayawarsa (tahun 1104), hanya dapat diketahui dari Prasasti Sirah Keting. Pada masa pemerintahannya, Jayawarsa memberikan hadiah berupa tanah kepada rakyat desa sebagai penghargaan karena rakyat desa telah berjasa kepada Kerajaan. Dari prasasti itu diketahui bahwa Jayawarsa sangat besar perhatian kepada rakyatnya dan berupaya meningkatkan kesejahtraan hidup rakyatnya.
b. Bameswara
Pada masa pemerintahannya (1117-1130), Bameswara banyak meninggalkan prasasti yang berhasil ditemukan di daerah Tulungagung dan Kertosono. Prasasti itu banyak memuat masalah-masalah keagamaan, sehingga sangat sulit diketahui keadaan pemerintahannya.
c. Jayabaya
Jayabaya (tahun 1135-1157) merupakan raja terkemuka dari kerajaan Kediri. Dibawah pemerintahannya, Kediri mencapai masa kejayaannya. Dibawah pemerintahannya pula kediri berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Hal ini dibuktikan dalam prasasti Ngantang yang berisi tulisan Panjalu Jayanti (berarti Kediri Menang). Kemenangan Kediri dalam perluasan wilayahnya mengilhami pujangga Mpu Sedah dan Mpu Panuluh untuk menulis kitab Bharatayuda. Perang Bharatayuda adalah perang Pandawa dan Kurawa. Namun pada kitab Bharatayuda yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh menceritakan peperangan antara Kerajaan Kediri dan Jenggala.
Disamping sebagai seorang raja terkenal Jayabaya juga Terkenal sebagai ahli nujum atau ahli ramal. Ramalan-ramalannya dikumpulkan dalam sebuah kitab yang bernama jangka Jayabaya atau Keropak Jayabaya. Dalam ramalannya, Jayabaya menyebutkan beberapa hal seperti "seorang ratu adil yang akan muncul pada pemerintahan Indonesia".
d. Sarweswara dan Aryeswara
Masa pemerintahan kedua Raja itu tidak dapat diketahui dengan jelas. Hal ini disebabkan karena tidak ditemukannya prasasti yang ditemukan berkaitan dengan masa pemerintahan dari kedua raja tersebut.
e. Gandra
Masa pemerintahan Gandra (tahun 1181), masa peerintahan Gandra berhasil diketahui dari prasasti Juring. Prasasti Juring berisi tentang penggunaan nama-nama hewan dalam kepangkatan seperti pangkat Gajah, Kebo, Tikus, Lembu dan lain-lain. Nama-nama hewan itu menunjukkan tinggi rendahnya pangkat dan kedudukan seseorang dalam istana.
f. Kameswara
Pada masa pemerintahan Kameswara (tahun 1182-1185), seni sastra mengalami perkembangan yang sangat pesat. Diantaranya Mpu Dharmaja mengarang Kitab Smaradhana. Bahkan pada masa pemerintahannya juga dikenal cerita-cerita panji seperti cerita panji semirang.
g. Kertajaya
Kertajaya (tahun 1190-1222), merupakan raja terakhir dari Kediri. Kertajaya juga lebih dikenal dengan sebutan Dandang Gendis. Selama masa pemerintahannya, keadaan Kediri menjadi tidak aman, kestabilan kerajaan menurun. Hal itu terjadi karena Kertajaya bermaksud mengurangi hak-hak kaum brahmana. Kaum Brahmana menentang tindakan yang dilakukan oleh Kertajaya. Akibat penentangan itu kedudukan kaum Brahmana di Kediri menjadi tidak aman lagi. Akhirnya banyak kaum brahmana yang lari dan meminta bantuan kepada akuwu (bupati) Tumapel. Pada masa itu Akuwu Tumapel diperintah oleh Ken Arok.
Raja Kertajaya mengetahui bahwa kaum Brahmana banyak yang lari dan meminta bantuan ke Tumapel. Maka Kertajaya mempersiapkan pasukan Kediri untuk menyerang Tumapel. Sebaliknya, Ken Arok dengan dukungan kaum Brahmana melakukan serangan ke Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di dekat Ganter (tahun 1222). Dalam pertempuran itu pasukan Kediri berhasil dihancurkan. Kertajaya dapat meloloskan diri dengan luka parah (apakah Kertajaya selamat atau tidak, tidak diketahui pasti).
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Kediri dan akhirnya Kediri menjadi daerah bawahan Tumapel yang diperintah oleh Ken Arok. Selanjutnya Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari dan ia menjadi Raja Pertama yang memerintah Singasari.
Perkembangan Sosial Masyarakat Kediri
Pada masa kejayaan Kediri, semakin besar perhatian Raja terhadap kehidupan sosial masyarakatnya. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kitan karangan yang mencerminkan kehidupan sosial masyarakat Kediri. Misalnya Lubdhaka, kitab ini menceritakan tinggi rendahnya martabat seseorang, tidak ditentukan oleh asal maupun kedudukan seseorang , tetapi berdasarkan tingkah lakunya.
Perkembangan Politik Kerajaan Kediri
Secara politis kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan. Pada akhir pemerintahan Raja airlangga, wilayah kekuasaannya dibagi dua dengan tujuan untuk menghindari perang saudara. Kerajaan Kediri mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan pengaruh politik kekuasaannya hampir sama dengan pengaruh kekuasaan dari Raja Dharmawangsa. Kerajaan Kediri mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (tahun 1135-1157).
Perkembangan Ekonomi Masyarakat Kediri
Kehidupan Perekonomin masyarakat Kediri merupakan kelanjutan dari perekonomian Medang Kamulan. Kehidupan perekonomian rakyat Kediri bersumber pada hasil bumi terutama padi, emas, perak, gading, kayu cendana dan pinang. Disamping itu letak Kediri sangat strategis, yaitu ditegah-tengah pelayaran perdagangan antara Indonesia timur dengan Indonesia barat.
peninggalan sejarah kediri
Peninggalan Budaya Kerajaan Kediri
Suatu hal yang aneh terjadi di kerajaan Kediri, yaitu kehidupan dalam bidang kebudayaan lain (diluar seni sastra) seperti seni pahat dan seni bangunan sangat jarang ditemukan. Di dekat kota Kediri, yaitu Goa Selamangleng dan di Desa Mamenang (sebelah timur laut kediri), ditemukan beberapa patung atau candi, namun tidak begitu berarti bagi kemegahan suatu kerajaan yang pernah diperintah oleh seorang raja besar, seperti Raja Jayabaya.
Bagi kita, abad ke-12 memiliki arti sangat penting bagi kelanjutan pemerintahan pada masa selanjutnya di Indonesia. Kerajaan Kediri banyak meninggalkan pelajaran yang sangat berarti dalam usaha mengembangkan kerajaan, seperti berikut ini.
  • Suatu negara hanya dapat maju jika keadaan ekonominya stabil.
  • Keadaan politik harus tetap stabil agar tidak mengurangi kekuatan bangsa.
  • Kehidupan budaya harus diperluas untuk menambah kejayaan bangsa.
Pada zaman kekuasaan kerajaan Kediri, kebudayaan mengalami perkembangan yang pesat terutama dalam bidang sastra. Hasil-hasil karya sastra pada zaman kerajaan Kediri diantaranya sebagai berikut.
  • Kresnayana, ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja Jayaswara. Isina mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini
  • Bharatayuda, dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada tahun 1157, pada masa pemerintahan raja Jayabaya. Kitab Baratayudha ditulis untuk memberikan gambaran terjadinya perang saudara antara Kerajaan Kediri melawan Janggala. Perang saudara itu digambarkan dengan perang antara Kurawa dengan Pandawa yang masing-masing merupakan keturunan Barata.
  • Arjuna Wiwaha, dikarang oleh Mpu Kanwa, cerita ini mengisahkan perkawinan antara Raja Airlangga dengan putri Raja dari kerajaan Sriwijaya. Cerita itu dibuat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.
  • Bhokmakarya, pengarangnya tidak jelas.
  • Smaradhana, dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa pemerintahan Raja Kameswara. Isina menceritakan tentang sepasang suami istri Smara dan Rati yang menggoda Dawa Dyiwa yang sedang bertapa. Smara dan Rail kena kutuk dan mati terbakar oleh api (dahana) karena kesaktian Dewa Syiwa. Akan tetapi, kedua suami istri itu dihidupkan lagi dan menjelma sebagai Kameswara dan Permaisurinya.
  • Writasancaya dan Lubdhaka, Kitab Lubdhaka ditulis oleh Empu Tanakung pada zaman Raja Kameswara. Isinya tentang seorang pemburu bernama Lubdhaka. Ia sudah banyak membunuh. Pada suatu ketika ia mengadakan pemujaan yang istimewa terhadap Syiwa, sehingga rohnya yang semestinya masuk neraka, menjadi masuk surga.

Baca juga sejarah lengkap ini:




Demikianlah Artikel Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ]

Sekianlah artikel Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ] dengan alamat link https://pengamatsejarah.blogspot.com/2016/03/sejarah-lengkap-kerajaan-kediri-sejarah.html

1 Response to "Sejarah lengkap Kerajaan Kediri, [ Sejarah ] "

  1. http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/nikmati-sajian-istimewa-burger-hitam-di.html
    http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/3-pertimbangan-pria-yang-selingkuh-tak.html
    http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/4-fakta-menarik-miss-universe-2017-demi.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - Skype : Vip_Domino
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM
    - No Hp : +855-8173-4523

    BalasHapus