Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ]

Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ] - Hallo sobat blogger Sejarah, Posting yang saya unggah pada kali ini berisi tentang Sejarah, dengan judul Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ] , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel sejarah indonesia, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ]
link : Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ]

Baca juga


Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ]



Pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan  Islam, masyarakat Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih cepat, khususnya di daerah pesisir. Daerah  pesisir berkembang menjadi suatu perkotaan. Hal  itu terjadi karena daerah pesisir didukung dengan  pertumbuhan perdagangan. Perdagangan di pesisir  dapat tumbuh karena daerah pesisir merupakan  daerah titik temu lalu lintas perdagangan. Masyarakat  di daerah pesisir menjadi daerah pertama yang  menganut Islam. Bila kita telusuri, struktur masyarakat yang terbentuk pada masa penyebaran Islam meliputi:



a.  Golongan Sultan dan keluarganya
Sultan atau raja dan keluarganya mendapatkan posisi yang terhormat di masyarakat. Mereka tergolong kelas masyarakat tertinggi dibanding golongan yang lain. Sultan atau raja beserta kelurganya  tinggal di kompleks keraton. Keluarga raja termasuk  dalam kelompok bangsawan. Keluarga sultan memiliki nama-nama khusus, priyayi misalnya sebutan untuk keluarga kerajaan di Mataram, dan �kadanghaji�  untuk sebutan keluarga raja di Kalimantan.

Di ibu kota, sultan mengendalikan kekuasaan  atau pemerintahan. Keistimewaan keluarga raja  dapat pula disebabkan oleh pendidikan yang mereka peroleh. Pendidikan yang dilakukan raja terhadap keluarganya, yaitu dengan memanggil guru khusus ke keraton untuk mendidik anaknya atau pendidikan dilakukan dengan mengirim puteranya ke tempat pendidikan agama. Pangeran Arya, putera Raja Banten dididik oleh Ratu Kalinyamat di Jepara. 

b. Golongan elite
Golongan yang memiliki kedudukan tinggi setelah sultan dan keluarganya adalah golongan elite. Kelompok masyarakat yang termasuk ke dalam golongan elite, yaitu bangsawan, tentara, kaum kegamaan, dan pedagang. Golongan elite di kerajaan Mataram disebut kaum priyayi. Para bangsawan biasanya merupakan pejabat pemerintahan.

Pengangkatan pejabat pemerintahan dilakukan oleh raja. Jabatan pemerintahan bisa berasal dari kalangan keluarga raja sendiri atau orang luar bahkan ada yang diangkat dari bangsa asing. Dalam masyarakat Islam, para pedagang memiliki kedudukan penting. Peran padagang ini sangat penting karena mereka sangat menentukan terhadap aktifitas perdagangan kerajaan.

c.  Golongan Kyai dan Santri
Masyarakat Islam sangat menghormati orang yang menguasai ilmu agama. Mereka adalah para ulama atau kyai. Biasanya para ulama mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam. Di sana, mereka mendidik ribuan santri dari berbagai penjuru negeri. Para santri tersebut hidup dan bergaul sehari-hari dengan para kyai. Mereka membantu gurunya dalam mengurus pesantren maupun ladang atau sawah yang dimiliki oleh kyainya. Para ulama dan kyai mendapat kedudukan yang terhormat di mata santri-santrinya.

Selain itu, sultan pada masa Islam sering menjadikan para ulama atau kyai sebagai penasehatnya dalam pengurusan masalah kemasyarakatan, pemerintahan maupun perang. Sebagai contoh, pada masa kerajaan Demak, ulama ada yang dijadikan sebagai panglima perang.

d. Golongan non elite
Golongan non-elite merupakan golongan rendah, yaitu golongan rakyat banyak. Pada masyarakat Jawa, golongan ini disebut dengan sebutan wong cilik. Petani, nelayan, dan para tukang merupakan bagian dari golongan non-elite. Kehidupan mereka biasanya sangat bergantung kepada golongan elite. Golongan ini merupakan golongan yang jumlahnya paling banyak.

e. Golongan hamba sahaya atau budak
Hamba sahaya merupakan golongan paling rendah dalam masyarakat Islam. Kehidupan mereka sangat bergantung pada orang lain, kehidupannya tidak bebas dan merdeka.



Demikianlah Artikel Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ]

Sekianlah artikel Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ] dengan alamat link https://pengamatsejarah.blogspot.com/2016/05/struktur-masyarakat-pada-masa-kerajaan.html

0 Response to "Struktur Masyarakat Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia, [ Sejarah ] "

Posting Komentar