Jumat, 20 Mei 2016

Caadara (Cerita Rakyat dari Papua), [ Sejarah ]



Tinggallah seorang panglima perang bernama Panglima Wire di Desa Kramuderu, Irian Jaya (sekarang Papua). Ia memiliki anak laki-laki, bernama Caadara. Panglima Wire ingin Caadara menjadi anak laki-laki yang dihormati. Panglima Wire ingin anaknya kelak dapat melindungi desa dari serbuan musuh. 

Sejak kecil Caadara dilatih ilmu perang dan bela diri. Caadara berlatih dengan disiplin. Sang Panglima yakin  kelak Caadara dapat menggantikan  kedudukannya.




Caadara pun tumbuh menjadi pemuda  gagah.

"Anakku, sudah saatnya kau pergi  masuk hutan. Gunakanlah ilmu yang selama ini telah kamu pelajari," kata  Panglima Wire.

Berangkatlah Caadara untuk memulai perburuan. Beberapa pemuda sebaya turut bersama Caadara menjalani ujian.

Caadara dan beberapa temannya  harus menembus jalan setapak yang  terhalang rimbunan pohon. Caadara  dan pemuda lain berhasil menombak  beberapa buruan. Sudah satu minggu mereka berada di hutan. Pada hari  kedelapan, Caadara melihat seekor  anjing. Caadara tahu bahwa anjing  tersebut adalah anjing pemburu.

"Ada yang tidak beres!" kata Caadara  kepada teman-temannya.

Kedatangan anjing pemburu menandakan adanya bahaya. Anjing tersebut milik suku lain yang bertugas untuk  mencari jejak lawan.

"Sebaiknya kita mulai bersiaga!"  kata komando Caadara.

Mereka berjaga jangan sampai terlihat oleh musuh. Akan tetapi, keberadaan Caadara dan beberapa temannya diketahui  musuh. Inilah pengalaman yang pertama menguji ketangkasan bela diri.

Pertempuran sengit pun tidak terhindarkan lagi. Caadara memimpin kawan-kawannya dengan semangat.  Akhirnya, Caadara dapat mengalahkan  musuhnya.

Rombongan Caadara akhirnya kembali  lagi ke desa. Panglima Wire merasa terharu dan bangga mendengar keberanian  Caadara. Caadara berhak mengenakan  kalung gigi binatang dan bulu kasuari  yang dirangkai dengan indah.

Kedisiplinan Caadara dalam berlatih membuahkan hasil. Caadara dianggap bukan saja sebagai panglima, melainkan  juga sebagai pahlawan Desa Kramuderu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar