Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ]

Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ] - Hallo sobat blogger Sejarah, Posting yang saya unggah pada kali ini berisi tentang Sejarah, dengan judul Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ] , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Sejarah Di Bidang Pengetahuan, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ]
link : Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ]

Baca juga


Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ]

Kelompok Abu Sayyaf, juga dikenal sebagai Al Harakat Al Islamiyya, adalah sebuah kelompok separatis yang terdiri dari milisi Islam yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, antara lain Jolo, Basilan, dan Mindanao.

Abu Sayyaf sejatinya adalah seorang mujahidin di Afghanistan yang berperang melawan Uni Soviet pada era 1980-an. Abu Sayyaf, yang berarti bapak ahli pedang dalam bahasa Arab, memiliki banyak anak buah dalam pertempuran tersebut.

Belakangan, nama Abu Sayyaf dipinjam sekelompok orang saat mereka memisahkan diri dari kelompok separatis Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di Filipina pada 1991.
Kelompok ini tidak hanya ingin mewujudkan Mindanao yang merdeka, tapi juga negara Islam di kawasan tersebut. Sejak itu, Abu Sayyaf gencar memperjuangkan tujuan itu dengan memerangi aparat Filipina.
Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf
Kelompok Abu Sayyaf
Pendiri Abu Sayyaf ialah Abdurajak Abubakar Janjalani. Dia tewas dalam baku tembak dengan tentara Filipina pada Desember 1998.

Komandan Abu Sayyaf saat ini ialah Isnilon Hapilon. Pemerintah Amerika Serikat menawarkan uang hadiah sebesar US$5 juta bagi informasi yang berujung pada penangkapan Hapilon.

Munculnya Kelompok Abu Sayyaf

Kelompok Abu Sayyaf pertama muncul pada tahun 1989 dibawah kepemimpinan Abdurajak Janjalani, ia pernah menempuh jenjang pendidikan di UniversitasUmmul Qura di Mekkah selama 3 tahun. Ia kemudian kembali ke Basilan dan Zamboanga Filipina untuk memulai berdakwah pada tahun 1984.

Pada 1987 dia mengunjungi Libya dan kemudian melanjutkan bersama Mujahiddin dan melawan Soviet selama beberapa tahun di Afghanistan. Abu Sayyaf telah memiliki hubungan dengan sebuah gerakan fundamentalis Islam, Al-Islamic Tabligh, di tahun 1980. Kelompok dibawah pimpinan Janjalani sedang menjalankan sebuah pembentukan negara Islamic Theocratic State of Mindanao (MIS), dan memasukan sebuah kepercayaan agama yang meneriakan intoleransi dengan tujuan untuk menyebarkan Islam melalui Jihad dan yang menjadi target sasarannya semua umat Kristen Filipina. Dalam pencarian objeknya, Kelompok Abu Sayyaf telah menetapkan ideologinya dengan tegas dan agenda operasional yang telah mendalam terikat pada sebuah maksud usaha pengabungan yang memaksa dominasi Islam dunia melalui perlawanan bersenjata.

Kelompok Abu Sayyaf sangatlah kecil dan merupakan kelompok separatis Islam yang sangat radikal di Filipina Selatan. Mereka menggunakan pemboman, pembunuhan, penculikan dan pemerasan untuk mengupayakan berdirinya sebuah negara Islam yang merdeka di Mindanao bagian Barat dan daerah Sulu, dimana daerah Filipina Selatan merupakan populasi tertinggi umat Muslim tinggal.

Perekrutan Anggota

Suatu kelompok atau organisasi yang telah terbentuk, untuk mengembangkan dirinya, maka di perlukanlah anggota, perekrutan anggota adalah suatu persyaratan terpenting unuk sebuah kelangsungan sebuah organisasi.suatu kelompok membutuhkan anggota-angoota baru untuk menumbuhkan kekuatan dan melengkapi dari kehilangan setiap anggota.

Pada awalnya perekrutan anggota dari gerakan Abu Sayyaf diambil dari para pemuda Muslim yang tidak sejalan dengan kebijakan MNLF. Pada awal pembentukannya, kelompok ini hanya berkisar 500 orang. Walupun hanya sedikit tetapi gerakan ini berhasil mengguncang kedaulatan negara Filipina dengan melakukan aksi penculikan, pemboman dan pembunuhan orang-orang Kristen local maupun Asing. Menurut data pada tahun 2005 kelompk ini diperkirakan ada sekitar 200-300 anggota di bawah kepemimpina Khadafi Janjalani. Menurut Eusoquito P. Manalo, berargumen bahwa, �anggota kemopok Abu Sayyaf telah direkrut terbatas pada sebuah komunitas tertentu oleh kelompok etnic linguistic dan keluarga dimana kordinasi internal yang telah difasilitasi oleh kepercayaan.� Hal ini dibuat pengkelompokan yang sebenarnya mustahil dimasuki oleh agen pemerintah.

Hubungan Abu Sayyaf dengan Kelompok Lain

Pada September 2001, militer Filipina mengkonfirmasi secara spekulatif bahwa al-Qaeda telah menampakan dukungan terhadap material, kepemimpinan, dan pelatihan. Sebagai sebuah organisasi terosris transnasional, al-Qaeda telah berkembang melalui daerah-daerah Timur Tengah, Eropa Barat, Amerika Utara, dan Asia Selatan. Ditambah, hingga ke Asia Tenggara sebagai basis kunci dan daerah persiapan. Pada awalnya, Abu Sayyaf di danai melalui jaringan financial yang didirikan oleh Muhammad Jamal Khalifa, saudara Osama bin Laden, yang telah diutus ke Filipina pada 1991, dan mendirikan sebuah jaringan amal Islam. Kahlifa adalah anggota resmi yang langsung bersentuhan ke daerah untuk basis amal Saudi, the Islamic International Relief Organization (IIRO), dukungan ini tidak hanya untuk Filipina tetapi juga kaum radikal di Indonesia, Thailand dan Taiwan. Selain hubungan dengan al-Qaeda yang telah memberi dukungan Finansial dari gerakan ini, Abu Sayyaf juga menjalin hubungan dengan JI (Jamaah-Islamiyyah).

Al-Qaeda diduga selain membantu dalam hal Finansial, namun juga telah membantu dengan pelatihan-pelatihan militernya kepada anggota-anggota dari Kelompok Abu sayyaf. Pejabat Militer Filipina mengatakan bahwa Abu sayyaf menerima bantuan materil dan Financial dan juga latihan militer dari jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden sampai tahun 1995, dan dua kelompok tersebut terus melakukan kontak.

Perkembangan Gerakan Kelompok Abu Sayyaf 

Gerakan kelompok Abu Sayyaf  sering melakukan teror-teror yang telah meresahkan masyarakat, Abu Sayyaf telah melakukan penculikan, pengeboman dan aksi-aksi kekerasan lainnya dalam setiap aksinya untuk mencapai cita-cita mereka mendirikan sebuah negara theokrasi Islam.

Diketahui sampai sekarang bahwa di Filipina Selatan terdapat tiga kelompok perlawanan yang menonjol yaitu Moro National Liberation Front (MNLF), Moro Islamic Liberation Front dan Abu Sayyaf Group (ASG). Ketiga kelompok ini memiliki tujuan yang sama yakni mendirikan sebuah Negara theokrasi Islam dan pembangunan ekonomi wilayah mereka.

Kelompok Abu Sayyaf yang diperkirakan lahir di Basilan (Juga tempat utama operasinya), beroperasi di propinsi sulu dan Tawi-Tawi di kepulauan Sulu serta semenanjung Zamboanga. Pada bulan Maret-April 2001 mereka menjadi perhatian masyarakat luas melaui operasi penculikan dan penyanderaan. Pada awal kelompok ini berdiri, pada tahun 1991 mendapatkan perhatian dari masyarakat melalui aksi pemboman, penculikan dan kejadian-kejadian lainnya di sekitar Zamboanga.

Pemimpin Kelompok Abu Sayyaf, Abdurajak Janjalani pernah menjadi anggota MNLF dan pengkritik keras kepemimpinan Nur Misuari di dalam MNLF. Saat masih menjadi anggota MNLF, pernah dikirim ke Libya untuk menjalani pelatihan keagamaan. Lima ttahun kemudian setlah kembali ke Basilan, dengan dibantu beberapa kaum muda MNLF, ia menjadi penceramah yang kharismatik dan seorang penggagas pendirian Negara Islam di Mindanao, Filipina Selatan.

Abdurajak Janjalani bersama kelompoknya merupakan kelompok yang tidak menyetuji dilakukannya proses perdamaian antara MNLF yang tidak menyetujui delakukannya proses perdamaian antara MNLF dan Pemerintah Filipina. Abdurajak Janjalani pada tanggal 18 desember 1998 terbunuh dalam suatu pertempuran dengan polisi di kampong Lamitan Provinsi Basilan tetapi pendukung Abu Sayyaf tetap melanjutkan perjuangan melalui penculikan, pemboman dan pengumpulan uang secara paksa. Khadafi Janjalani (saudara Abdurajak Abubakar Janjalani) kemudian menjadi pemimpin Abu Sayyaf. Tujuan utamanya masih sama yakni mendirikan sebuah Negara Islam.

Sepeninggalan Abdurajak Janjalani kelompok ini terpecah ke dalam faksi-faksi yang berbeda, kegiatannnya kemudian lebih diwarnai oleh perampokan dan penculikan ketimbang perjuangan politik. hal ini terbukti pada tahun 2000, kelompok ini telah menculik 53 orang meliputi pendeta, beberapa guru dan pelajar. Untuk menebus sandera Abu Sayyaf menuntut uang tebusan dan dua orang Sandera dikabarkan telah dipenggal kepala.

Saat penyanderaan ini berlangsung, pada bulan April 2000 anggota Abu Sayyaf lanya melakukan operasi penyebrangan dari wilayah Negara Filipina bagian selatan menuju resort pulau wisata pulau Sipadan di wilayah Negara Malaysia. Di resort Malayasia mereka menculik 21 orang berkebangsaan Asing terdiri dari 9 orang Malaysia, 3 orang Jerman, 2 orang Perancis, 2 Orang Afrika Selatan, 2 Orang Finlandia, 1 Waniata Libanon, 2 orang Filipina, seluruh korban penculikan ini dibawa ke camp Abu Sayyaf di Taawi-Tawi untuk disandera kemudian dipindah ke Jolo.

Setelah serangan militer Filipina gagal membebaskan para sandera sejumlah wakil Negara Eropa, Malayasia dan Libya bergabung dengan perundingan Filipina dalam upaya membeadkan sandera. Pihak Abu Sayyaf menerbitkan sejumlah daftar tuntutan yaitu pendirian Negara Moro yang merdeka, pelepasan beberapa teroris yang diahan di luar negeri, pelarangan perahu nelayan yang beroperasi di lautan Sulu, perlindungan bagi warga Filipina yang berada di Sabah Malaysia dan uang tebusan drbsar sekitar 1 Juta dollar Amerika Serikat utuk satu orang sandera.

Pada masa penyanderaan ke dua puluh tiga orang ini kelompok Abu Sayyaf juga sempat menyandera seorang wartawan Jerman dan dilepaskan setelah mendapat uang tebusan. Kemudian berturut-turut menyandera tiga orang wartawan TV Perandis, dua orang Filipina dan beberapa pendeta Filipina yang berusaha mengunjungi sandera. Di akhir bulan agustus 2001, seorang warga Negara Amerika Serikat turut di sandera setelah mengunjungi camp Abu Sayyaf sejumlah uang tebusan telah dibayarkan untuk melepaskan sandera ini. Usaha perundingan dengan kelompok ini tidak berhasil untuk membebaskan semua sandera. Empat Bulan kemudian, Agustus 2000, para penyandera meminta uang tebusan satu juta dollar Amerika Serikat sebagai imbalan bila membebaskan tiga warga Negara Malaysia.

Sementara itu pada tanggal 10 September 2000 malam, tiga orang warga Negara Malaysia dilarikan dari resort wisata pulau Pandanan di lepas Pantai Sabah Malaysia oleh kelompok Abu Sayyaf dengan menggunakan kapal motor berkekuatan tinggi melampaui kecepatan kapal angkatan laut Filipina. Bebrapa pihak menduga mereka menggunakan uang tebusan sandera sebelumnya untuk membeli peralatan-peralatan perlengkapan baru. Pada tanggal  21 Mei 20001 kelompok abu Sayyaf kembali manculik tiga warga Negara Amerika Serikat dan tujuh belas warga Negara Filipina dari resort wisata Palawan di Filipina.

Hingga akhir tahun 2001, kelompok Abu Sayyaf masih membawa dua orang warga Negara Amerika Serikat dan satu perawat warganegara Filipina di pulau Basilan hasil penculikan tujuh bulan lalu. Hal ini di ketahui saat kelompok tersebut menawrkan perundingan pembebasan mereka di kota Zamboanga bulan April 2002. Pada bulan Juni 2002 satu orang sandera warganegara Amerika Serikat yaitu Martin Burnham telah meninggal dunia saat dilakukan penyerangan oleh pasukan Filipina terhadap basis Abu Sayyaf yang menyandera dia. Sedangkan istrinya Gracia Burnham dapat diselamatkan. Sementara itu perawat Filipina yaitu Ediborah Yap telah telah tewas saat operasi penyelamatan oleh militer Filipina ini.

Di bulan Juni 2002, Abu Sayyaf melakukan aksi penculikan terhadap warga negara asing, Empat warganegara Indonesia menjadi korban penculikan dan penyanderaan mereka. Keempat orang asing ini adalah anak Buah Kapal (ABK) Kapal SM-88 yang sedang membawa batu bara dari Indonesia ke Pulau Cebu di Filipina Tengah. Penyergapan terhadap mereka dilakukan dilepas pantai Pulau Jolo dan keempatnya kemudian dibawa kedaratan Pulau Jolo. Dua hari kemudian satu ABK Indonesia Ferdinand Joel berhasil diselamatkan. Kemudian bulan Maret 2003 satu orang ABK Indonesia Zulkifli berhasil menyelamatkan diri dan melaporkan bahwa satu AK Indonesia lainnya yaitu Muntu Jacobus Winowatan diperkirakan telah meninggal dunia tertembak dalam operasi penyelamatan militer Filipina bulan Februari 2003. Sandera ABK Indonesia terakhir Lerrech berhasil melarikan diri dari tahanan Abu Sayyaf tanggal 11 April 2003.

Di bulan Maret 2016, Kelompok Abu Sayyaf kembali melakukan aksi penculikan terhadap 10 warga negara Indonesia yang merupakan awak kapal Tug Boat Brahma yang memuat batubara milik perusahaan tambang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Referensi:
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/04/160411_dunia_lima_hal_abu_sayyaf
http://www.merdeka.com/dunia/sejarah-terbentuknya-keganasan-kelompok-abu-sayyaf.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Sayyaf
http://www.kabarmakkah.com/2016/03/siapa-sebenarnya-abu-sayyaf-bapaknya.html


Demikianlah Artikel Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ]

Sekianlah artikel Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ] dengan alamat link https://pengamatsejarah.blogspot.com/2016/04/mengenal-lebih-jauh-kelompok-abu-sayyaf.html

0 Response to "Mengenal Lebih Jauh Kelompok Abu Sayyaf, [ Sejarah ] "

Posting Komentar