Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ]

Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ] - Hallo sobat blogger Sejarah, Posting yang saya unggah pada kali ini berisi tentang Sejarah, dengan judul Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ] , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Sejarah, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ]
link : Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ]

Baca juga


Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ]


Sumber sejarah Mataram Kuno (Dinasti Sanjaya)


1. Kerajaan Mataram Kuno (Dinasti Sanjaya) , terletak di daerah Jawa Tengah. Daerah intinya dengan nama Bhumi Mataram. Mataram dikelilingi oleh gunung dan pegunungan seperti pegunungan serayu, gunung prau, gunung sindoro, gunung sumbing, gunung ungaran, gunung merbabu, gunung merapi, pegunungan kendeng, gunung lawu, gunung sewu dan gunung kidul. Daerah itu juga dialiri sungai bogowonto, sungai progo, sungai elo, dan yang terbesar adalah bengawan solo.

Sumber sejarah Mataram Kuno (Dinasti Sanjaya)
Keberadaan Kerajaan Mataram Kuno dari Dinasti Sanjaya berhasil diketahui beberapa prasasti. diantaranya adalah:
  1. Prasasti Canggal (tahun 732), Prasasti ini ditemukan di desa canggal sekitar gunung wukir sebelah barat daya kota magelang. Prasasti ini berangka tahun 732 masehi menggunakan huruf pallawa, dan berbahasa sanskerta. Dibuat pada masa pemerintahan raja sanjaya yang berkaitan dengan pendirian sebuah lingga (kerajaan) di bukit kunjarakarna. Prasasti ini juga menerangkan bahwa pulau jawa kaya akan padi dan emas. Lingga adalah lambang dari dewi syiwa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa agama yang dianut Mataram Kuno adalah agama Hindu beraliran syiwa (saiwa). 
  2. Prasasti Balitung atau prasasti Mantyasih (tahun 907), Prasasti ini dibuat oleh Raja Diah Balitung, ditemukan di desa mantyasih daerah kedu. Bentuknya berupa lempengan tembaga berisi silsilah Dinasti Sanjaya. Diah Balitung mengeluarkan prasasti itu sehubungan dengan pemberian hadiah tanah kepada lima orang patihnya di mantyasih. Kelima patih itu berjasa besar terhadap kerajaan. Dari prasasti balitung diketahui bahwa sanjaya mendirikan Dinasti Sanjaya di Jawa Tengah. Sesuai dengan Prasasti Balitung nama raja-raja yang memerintah Mataram dari Dinasti Sanjaya sebelum balitung, yaitu:
    • Sri Maharaja Rakai Mataram sang Ratu Sanjaya,
    • Sri Maharaja Rakai Panangkaran,
    • Sri Maharaja Rakai Panunggalan,
    • Sri Maharaja Rakai Warak, 
    • Sri Maharaja Rakai Garung, 
    • Sri Maharaja Rakai Pikatan, 
    • Sri Maharaja Rakai Kayu Wangi,
    • Sri Maharaja Rakai Wutuhumalang, dan
    • Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung. 
Perkembangan politik Kerajaan Mataram Kuno (Dinasti Sanjaya)
Kerajaan Mataram Kuno didirikan pada abad ke-8 oleh Raja Sanjaya dan dibuktikan melalui prasasti Canggal (732 M). Keterangan dalam prasasti tentang pendirian lingga dianggap sebagai suatu peringatan berdirinya kerajaan. Sanjaya memeluk agama Hindu syiwa. Karena lingga merupakan lambang dewa siwa. Dinasti Sanjaya mencapai puncak kejayaan dibawah raja diah balitung, dengan menguasai seluruh wilayah jawa tengah. Kemudian pada masa pemerintahan mpu sindok pusat pemerintahan dipindahkan dari jawa tengah ke jawa timur dengan mendirikan kerajaan medang disekitar surabaya.

Perkembangan Ekonomi masyarakat Mataram Kuno (Dinasti Sanjaya)
Kehidupan perekonomian masyarakat mataram bersumber pada ekonomi pertanian (agraris). Hal ini disebabkan keadaan alam mataram yang berada jauh di pedalaman. Dengan demikian kehidupan ekonomi masyarakat mataram tidak sepesat dengan perkembangan kerajaan yang dekat dengan jalan perhubungan laut. Disamping itu, sungai-sungai tidak dapat digunakan sebagai sarana transportasi sebagaimana daerah lainnya. Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi berkembang usaha-usaha untuk memajukan pertanian. Lalu, pada masa pemerintahan Diah Balitung, kehidupan perekonomian rakyat mataram semakin berkembang pesat. Raja Diah Balitung memerintahkan pendirian pusat-pusat perdagangan seperti yang terdapat dalam prasasti purworejo (tahun 900).

Peninggalan budaya Kerajaan Mataram Kuno (Dinasti Sanjaya)
Keturunan Raja Sanjaya tetap beragama Hindu dengan wilayah kekuasaan meliputi jawa tengah bagian utara. Mereka mendirikan candi-candi Hindu di dataran tinggi dieng dengan masa pembangunannya berkisar tahun 778-850 M. Anehnya, nama-nama candi itu diambil dari nama-nama tokoh dalam cerita mahabharata, seperti candi bima, candi arjuna, candi nakula dll.
Berkat kecakapan dan keuletan Rakai Pikatan, semangat kebudayaan Hindu dapat dihidupkan kembali. Kekuasaannya semakin bertambah luas meliputi jawa tengah dan jawa timur. Pada zaman pemerintahan rakai pikatan dibangun candi-candi Hindu yang lebih besar seperti candi prambanan. Pembangunan candi prambanan diteruskan oleh para penggantinya dan diselesaikan pada masa pemerintahan Raja Daksa sekitar tahun 915 M. Candi-candi lain diantaranya candi sambisari, candi boko dan candi gedongsongo.

Sumber sejarah Mataram Kuno (Dinasti Syailendra)
2. Kerajaan matara kuno (Dinasti Syailendra), terletak di Jawa Tengah bagian selatan, yaitu daerah bagelen dan yogyakarta. Berdasarkan bukti berupa candi, daerah kekuasaan Dinasti Syailendra meliputi daerah yogyakarta sekarang dan sekitarnya.

Sumber sejarah Mataram Kuno (Dinasti Syailendra)
Sumber-sumber sejarah Mataram Kuno Dinasti Syailendra yang berhasil diketahui diantaranya sebagai berikut.
  1. Prasasti kalasan (tahun 778), Prasasti kalasan menyebutkan seorang raja dari Dinasti Syailendra yang berhasil menunjuk Rakai Panangkaran untuk mendirikan bangunan suci bagi dewa tara (istri Buddha) dan sebuh biara bagi para pendeta. Rakai panangkaran akhirnya menghadiahkan desa kalasan bagi para sanggha Buddha. Sanggha adalah organisasi dalam agama Buddha. Dari keterangan disebutkan diperoleh kesimpulan bahwa pada waktu itu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Buddha sama-sama berperan di Jawa Tengah dan telah menjalin kerukunan antar umat beragama.
  2. Prasasti klurak (tahun 782), di derah prambanan, menerangkan bahwa seorang raja bernama Indra membuat banguna suci dan arca manjusri. Manjusri adalah perwujudan dewa brahma. Tulisan ini menggunakan huruf pranagari dan bahasa sanskerta. Yang disebut bangunan suci pada prasasti ini diduga bangunan candi sewu disebelah utara candi prambanan.
  3. Prasasti karangtengah (tahun 824), menerangkan bahwa Raja Samarottungga mendirikan bangunan suci di wamewana. Disebutkan juga bahwa putrinya yang bernama Pramodhawardani membebaskan pajak tanah disekitar bangunan suci untuk memelihara kamulan bumi sambhara. Berdasarkan prasasti ini diketahui bahwa Raja Samarottungga pengganti Raja Indra mendirikan bangunan suci (candi) di bumi sambhara. Yang dimaksud bumi sambhara adalah borobudur. Candi Borobudur letaknya disebelah muntilan daerah magelang berangka tahun 824 M.
  4. Prasasti Ratu Boko (tahun 856), menyebutkan tentang kekalaha Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya Pramodhawardani. Balaputra Dewa selanjutnya melarikan diri ke Sriwijaya. 
  5. Prasasti Nalanda (tahun 860), menyebutkan asal usul dari Raja Balaputradewa, yang masih termasuk keturunan raja-raja Syailendra. Balaputra dewa adalah putra Raja Samarattungga dan cucu dari Raja Indra.
  6. Peninggalan sejarah berupa candi-candi borobudur, mendut, pawon, kalasan, sari, sewu, dan candi-candi lainnya.
Berdasarkan prasasti, diketahui beberapa raja yang pernah memerintah kerajaan syailendra, diantaranya sebagai berikut.
  • Bhanu (tahun 752-775)
  • Wisnu (tahun 775-782)
  • Indra (tahun 782-812)
  • Samarottungga (tahun 812-833)
  • Balaputra dewa (tahun 833-856)
  • Pramodhawardani (tahun 856)
Keadaan politik Kerajaan Mataram Kuno (Dinasti Syailendra)
Dinasti Syailendra yang beragama Buddha sangat berperan di jawa tengah dan telah terjalin kerukunan umat beragama dengan Dinasti Sanjaya. Pada akhir abad ke-8 M. Dinasti Sanjaya didesak oleh Dinasti Syailendra. Maka masing-masing dinasti mempunyai daerah kekuasaan sendiri-sendiri. Daerah kekuasaan Dinasti Sanjaya adalah di Jawa Tengah bagian utara, sedangkan kekuasaan Dinasti Syailendra berada di Jawa Tengah bagian selatan. Dinasti Syailendra mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Indra dan pada masa Raja Samarottungga tampaknya mulai surut. Untuk menyelamatkan kedudukannya maka Samarottungga mengadakan perkawinan politik antara Pramodhawardani dengan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Sepeninggalan Samorottungga pemerintahan dilanjutkan oleh Pramodhawardani yang menikah dengan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Tahun 856 M Balaputra Dewa (adik Pramodhawardani) berusaha merebut kekuasaan karena merasa lebih berhak atas tahta mataram setelah ayahnya meninggal. Karena usahanya gagal Balaputra Dewa pergi ke sumatra dengan kemudian menjadi raja Sriwijaya. Sejak saat itu kekuasaan Dinasti Syailendra berakhir dan Dinasti Sanjaya berkuasa kembali di Jawa Tengah, yang diperintah oleh wangsa sanjaya dengan raja-raja seperti Kayu Wangi, Watuhumalang, Balitung, Tulodong, dan Wawa.
Pengganti Raja Wawa adalah menantunya, yaitu Mpu Sindok dari dinasti Isyana. 

Perkembangan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno (Dinasti Syailendra)
Kehidupan perekonomian Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Syailendra tidak pernah diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan kurangnya bukti yang menunjukkan tentang keberadaan dan perkembangan ekonomi rakyatnya. Kehidupan rakyat Dinasti Syailendra lebih ditunjukkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan keagamaan.

Peninggalan budaya Kerajaan Mataram Kuno (Dinasti Syailendra)
Dinasti Syailendra banyak meninggalkan bangunan candi yang sangat megah dan besar nilainya, baik dari segi kebudayaan, kehidupan masyarakat, dan perkembangan kerajaan. Candi-candi terkenal dari peninggalan Dinasti Syailendra adalah candi mendut, pawon, borobudur, kalasan, sari, dan candi sewu.
Candi borobudur memiliki sistem yang terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.
  • Kamadhatu, merupakan bagian candi yang paling bawah. Pada  bagian kamadhatu terdapat lukisan-lukisan pahat yang diambil dari cerita karmawibhangga, yang menggambarkan sebab akibat. Kamadhatu merupakan tingkatan hidup yang masih terikat oleh karma dan nafsu.
  • Rupadhatu, merupakan bagian tengah candi. Pada bagian rupadhatu terdapat lukisan-lukisan pahat yang diambil dari cerita-cerita jatakamala, lalitawisatara, dan gandawyuka. Rupadhatu merupakan tingkatan hidup manusia yang masih terikat rupa dan bentuk.
  • Arupadhatu, merupakan bagian candi yang paling atas. Pada bagian arupadhatu yang tampak hanya bagian sang Buddha yang terkurung, atau patung-patung sang Buddha yang tampak di dalam relung. Arupadhatu merupakan tingkatan hidup manusia yang tidak lagi terikat oleh rupa dan bentuk. Manusia telah terbebas dari segala keinginan untuk bersiap-siap masuk nirwana.












Demikianlah Artikel Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ]

Sekianlah artikel Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ] dengan alamat link https://pengamatsejarah.blogspot.com/2016/03/sejarah-lengkap-kerajaan-mataram-kuno.html

0 Response to "Sejarah lengkap Kerajaan Mataram Kuno, [ Sejarah ] "

Posting Komentar